BAB 2. DIODA



BAB II
DIODA

2.1 Dioda
Tahun 1883, secara tidak sengaja Edison telah membuat dioda pertama melalui pengujian bola lampunya. Bila salah satu elektroda diberi tegangan positif terhadap kawat (filamen) maka ada arus mengalir antara dua kawat dan bila diberi tegangan negatif maka tidak ada arus mengalir. Kata “dioda” adalah        di = dua dan ode = elektroda
Jadi dioda adalah piranti dua terminal yang terbuat dari bahan semikonduktor dengan arah arus tertentu.
Dioda-dioda semula berupa piranti-piranti tagung hampa dengan filamen panas (disebut katoda) yang memancarkan elektron-elektron bebas dan suatu pelat positif (disebut anoda) yang mengumpulkan elektron-elektron tersebut.
Dioda modern memakai piranti  semikonduktor dengan bahan tipe n yang menyediakan elektron-elektron bebas dan bahan tipe p yang mengumpulkannya.  
Bahan tipe n adalah terbentuknya elektron bebas tidak disertai terbentuknya hole tetapi terbentuk ion positif yang tidak dapat bergerak seperti gambar 15. Dimana, tanda - adalah elektron-elektron bebas sebagai pembawa-pembawa mayoritas (majority carriers), tanda – adalah hole-hole sebagai pembawa-pembawa minoritas (minority carriers) dan tanda plus dilingkari adalah ion-ion donor atau ion-ion positif. Dan sebaliknya bahan tipe p adalah terbentuknya hole disertai terbentuknya ion negatif yang tidak dapat bergerak seperti gambar 16. Dimana, tanda + adalah hole-hole (pembawa-pembawa mayoritas) dan tanda minus dilingkari adalah ion-ion akseptor atau ion-ion negatif.

Gambar 15  Semikonduktor Tipe n
Gambar 16  Semikonduktor Tipe p

A.  Lapisan Pengosongan (depletion layer)
Batas antara bahan tipe p dan bahan tipe n disebut persambungan (junction) seperti gambar 17.
Gambar 17  Gambar Persambungan PN
Secara difusi bila suatu elektron memasuki daerah p maka elektron ini sebagai pembawa minoritas. Dengan dikelilingi oleh lubang-lubang yang berjumlah banyak, pembawa minoritas akan masuk ke salah satu lubang, lubang bersangkutan akan lenyap dan elektron bebas menjadi elektron valensi. Daerah yang mengandung ion-ion positif dan negatif disebut lapisan pengosongan (depletion layer) karena pada daerah ini mengalami pengosongan dari pembawa-pembawa muatan elektron maupun hole. Hubungan pn ini yang disebut dioda dengan kaki yang bertanda positif  (A) disebut anoda dan kaki yang bertanda negatif  (K) disebut katoda. Adapun simbol dioda adalah seperti pada gambar 18.
Gambar 18 Simbol dioda

B.  Forward bias
Hubungan forward bias (bias maju) adalah bila kaki Anoda (bahan tipe p) dihubungkan ke sumber tegangan positif dan kaki Katoda (bahan tipe n) dihubungkan ke sumber tegangan negatif. Elektron-elektron bebas di bahan n bergerak menuju ke persambungan yang meninggalkan ion-ion positif di sebelah kanan kristal. Ion-ion positif ini kemudian akan menarik elektron-elektron bebas dari baterai (sumber tegangan) lewat kawat rangkaian. Jadi, arah aliran elektron adalah dari bahan tipe n ( K) ke bahan tipe p (A) dan sebaliknya arah arus dari bahan tipe p (A) ke bahan tipe n (K) seperti gambar 19.
Gambar 19 forward bias diode

C.  Reverse Bias
Reverse Bias adalah pemberian sumber tegangan yang terbalik dimana kaki Anoda (bahan tipe p) dihubungkan ke sumber tegangan negatif dan kaki Katoda (bahan tipe n) dihubungkan ke sumber tegangan positf. Pembawa-pembawa mayoritas tidak dapat menyeberangi persambungan dan  elektron-elektron bebas tidak mempunyai energi yang cukup besar untuk menyeberangi persambungan sehingga tidak ada aliran arus dari katoda ke Anoda seperti gambar 20.

Gambar 20  Reverse bias diode


Dioda disebut aktif atau ‘on’ apabila mendapat arus maju IF (forward bias) dari hubungan baterai seperti gambar 19 dan dioda disebut tidak aktif atau ‘off’ apabila mendapat arus mundur IR (reverse bias ) dari hubungan baterai seperti gambar 20. Adapun karakteristik Dioda adalah seperti pada gambar 21.

Gambar 21 Karakteristik Dioda

Dioda aktif apabila            , untuk bahan semikonduktor Silikon VF = 0,7 Volt dan untuk bahan semikonduktor Germanium VF = 0,3 Volt.   Dioda tidak aktif apabila  VD < 0 maka untuk semikonduktor Silikon ID = 0 mA dan untuk semikonduktor Germanium ID =IR.       Pada saat arus reverse bias maksimum atau sama dengan VBD (Breakdown Voltage) maka arus tak terhingga atau dioda dapat menjadi rusak.
Rumus umum untuk arus dioda ID adalah:
                                                           

dimana,
          IS = arus reverse saturasi
          k = 11.600/ɳ dengan ɳ=1 untuk Ge dan ɳ=2 untuk Si
          Tk = TC + 2730

2.2       Simulasi dengan EWB10
2.2.1 Proses instalasi multisim
1.    Klik Setup.exe
2.    Install this product for evaluation, next
3.    Tentukan destination directory, biasanya sudah otomatis di C\program files\National instrument, klik next.
4.    Pilih fitur yang akan di install, sebaiknya install saja semuanya, jadi langsung saja  klik next
5.    Centang I accept the license agreement(s), klik next, next, nest lagi untuk memulai instalasi
6.    Bila muncul “Configure the NI circuit design suite support & upgrade utility” hilangkan centangnya jika tidak terhubung ke internet, lalu klik next. Restart computer.
7.    Klik ganda (jalankan) keygen yang ada dalam folder crack bersama master EWB 10.
8.    Centang Multisim pro full edition, klik Create license lile, simpan dengan dengan ekstensi *.lic di suatu tempat. Beri nama terserah (misalnya : multisim pro full )
9.    Centang Multisim pro full edition, klik Create license lile, simpan dengan dengan ekstensi *.lic di suatu tempat. Beri nama terserah (misalnya : Ultiboard pro full ). Lalu close keygen
10. Jika menggunakan Windows Xp, Klik start > All program > National Instruments > NI License Manager
11. Klik ganda multisim 10.0 > schematic capture and simulation > Full Edition (lihat gambar dibawah ).Klik Option pada menu bar, pilih Install License file, lalu open License file yang telah disimpan tadi. Jika berhasil maka ikon Full edition yang sebelumnya berwarna putih kini akan berwarna hijau seperti gambar 22.
Gambar 22 Ikon Full edition berwarna hijau
12. Lakukan langkah yang sama untuk menginstall License file Ultiboard 10.0
13. Jika anda menggunakan Windows Xp, Klik start > All program > National Instruments > Circuit Design Suite 10.0 > Multisim. Multisim siap digunakan, seperti tampilan startup multisim pada gambar 23.
                        Gambar 23 Tampilan Startup Multisim


Contoh langkah-langkah menjalankan pembuatan skematik rangkaian dioda dan simulasi seperti berikut.
1.   Klik start > All program > National Instruments > Circuit Design Suite 10.0 > Multisim seperti gambar 24.



Gambar 24 pemanggilan program multisim
2.   Untuk meletakkan komponen ke lembar kerja, klik kanan di halaman lalu pilih place component.
3.   Pertama-tama letakkan dioda. Posisinya di database seperti gambar 25.
Gambar 25 Posisi database group dioda
4.     Selanjutnya letakkan Resistor sebagai beban yang ada pada database goup basic, sumber tegangan input AC memakai function generator sebagai input dan Osciloscope ke lembar kerja. Tambahkan ground dari database group Sources dan klik menu Place  lalu pilih Text untuk mengetik penamaan tegangan output Vo, seperti gambar 26 dan gambar 27.
Gambar 26 Posisi function generator

Gambar 27 Rangkaian lengkap

5.     Simulasikan dengan meng-klik menu simulasi seperti gambar 28.
6.     Adapun hasil simulasi rangkaian dioda yang seri dengan tahanan R sebagai beban dengan input sinus dari function generator adalah seperti gambar 29.

Gambar 28 Posisi tombol simulasi
Gambar 29 Hasil simulasi dioda seri dengan tahanan R sebagai beban

2.3 Dioda Zener
          Prinsip kerja Dioda Zener adalah sama dengan kondisi arus reverse dioda dimana pada saat                dimana VBD disebut juga dengan VZ maka dioda zener akan aktif dan teganan tetap sebesar tegangan zener VZ walaupun VD diberikan < VZ seperti gambar 30. 
Gambar 30 Karakteristik Dioda Zener

2.4  Aplikasi Dioda
Contoh:
Diket:
Untuk rangkaian dioda seperti gambar 31(a) dan menggunakan karakteristik seperti terlihat pada grafik 31(b).
Ditanya:
          Tentukanlah,
a.   VDq  dan IDq
b.   VR
(a)                                              (b)
Gambar 31 Contoh rangkaian dan karakteristik dioda
Jawab:
          Dengan memakai rumus KVL yaitu

Dari rumus KVL, dimana,


  
a.   Nilai ID dan VD di-plot ke karakteristik dioda sehingga didapatkan, 


 



Seperti gamba 32.
Gambar 32 Hasil pembacaan nilai IDq dan VDq
b.   Tahanan R1 seri dengan Dioda D1 maka IR = IDq sehingga,
atau

perbedaan perhitungan VR dikarenakan pendekatan pembacaan nilai IDq dan VDq dari karakteristik dioda gambar 32 diatas.
Adapun hasil simulasi rangkaian dan bentuk gelombang input dan output seperti pada gambar 33.
Gambar 33 Bentuk gelombang Vi dan VO hasil simulasi.


2.4.1  Gerbang OR dan AND

2.4.1.1 Gerbang OR
Rangkaian gerbang OR dapat dirancang dengan memakai dioda seperti gambar 34. Sesuai dengan tabel kebenaran gerbang OR apabila kedua input berlogika ‘0’ maka output gerbang OR akan berlogika ‘0’ dan apabila salah satu atau kedua input berlogika ‘1’ maka output gerbang OR akan berlogika ‘1’


Gambar 34  Rangkaian dan tabel kebenaran gerbang OR
Contoh, seperti gambar rangkaian 34 diatas bahwa V1 = 10 V (berlogika ‘1’) dan V2 = 0 Volt (berlogika ‘0’) maka hasil tabel kebenaran adalah berlogika ‘1’ (VO = 10 Volt). Dengan memakai rumus KVL akan mendapatkan hasil yang sama, yakni dengan V2 di-ground maka dioda D2 tidak aktif dan dengan V1 berlogika ‘1’ maka ada arus dari V1=10 V melalui R = 1k Ω ke ground. Dimana, VO paralel dengan tegangan di R sehingga VO = VR = V1 – VD = 10 – 0,7 = 9,3 V (logika ‘1’). Jadi hasilnya sama dengan di tabel kebenaran yaitu berlogika ‘1’.

2.4.1.2     Gerbang AND
Hal yang sama seperti analisa rangkaian gerbang OR dapat diterapkan di rangkaian gerbang AND seperti gambar 35 yaitu dengan memakai rumus KVL. Jika V1 =’1’ dan V2 = ‘0’ maka dioda D1 tidak aktif karena kaki Anoda bertegangan 10 Volt dan kaki katoda bertegangan 10 Volt juga. Dioda D2 aktif sehingga tegangan output VO = Vi - VR = VD2 = 0,7 Volt (berlogika ‘0’).


Gambar 35 Rangkaian dan tabel kebenaran gerbang AND


2.4.2  Penyearah (rectification)
2.4.2.1     Penyearah setengah gelombang (half-wave rectification)
Adapun rangkaian half-wave rectification dengan gelombang tegangan input Vi berbentuk sinus seperti gambar 36. Pada saat tegangan input bertegangan setengah gelombang positif maka dioda aktif atau terjadi short circuit pada dioda jika dimisalkan dioda adalah dioda ideal seperti gambar 37. Tegangan setengah gelombang positif terbentuk di tahanan R seperti terlihat pada hasil simulasi gambar 38. Dan sebaliknya, pada saat tegangan input Vi bertegangan setengah gelombang negatif maka dioda tidak aktif (seperti rangkaian terbuka) sehingga tidak ada arus yang mengalir di tahanan R atau VO =VR = 0 Volt.
Gambar 36 rangkaian half-wave rectification
Gambar 37 Dioda ideal aktif menjadi rangkaian short circuit



(a)
(b)
Gambar 38 (a) rangkaian dan (b) bentuk gelombang input dan output hasil simulasi

2.4.2.2     Penyearah gelombang penuh (full-wave rectification)
2.4.2.2.1       Bridge network
Adapun rangkaian dan bentuk output hasil simulasi seperti gambar 39. Pada saat tegangan input Vi bertegangan setengah gelombang positif maka arus dari Vi mengalir ke dioda D2, terus ke tahanan R, ke D3 dan kembali ke Vi, sehingga tegangan setengah gelombang positif terbentuk di tahanan R dengan arah arus mengalir di tahanan R dari kanan ke kiri. Dan sebaliknya pada saat tegangan input bertegangan setengah gelombang negatif maka dioda D1 dan D4 aktif sehingga arus di tahanan R tetap berarah dari kanan ke kiri.
(a)
(b)
Gambar 39 (a) rangkaian dan (b) bentuk gelombang input dan output hasil simulasi

2.4.2.2.2       Centre Tapped Transformer
Rangkaian dan bentuk output hasil simulasi seperti gambar 40. Pada saat tegangan input Vi bertegangan setengah gelombang positif maka arus dari Vi mengalir ke dioda D1, terus ke tahanan R dan kembali ke Vi, sehingga tegangan setengah gelombang positif terbentuk di tahanan R dengan arah arus mengalir di tahanan R dari kanan ke kiri. Dan sebaliknya pada saat tegangan input bertegangan setengah gelombang negatif maka dioda D2 aktif sehingga arus di tahanan R tetap berarah dari kanan ke kiri.
(a)
(b)
Gambar 40 (a) rangkaian dan (b) bentuk gelombang input dan output hasil simulasi

2.4.3  Clippers
Rangkaian clippers adalah rangkaian pemotong sinyal input Vi dengan memanfaatkan kerja dioda.
a). seri
Rangkaian dan bentuk gelombang input Vi dan output VO serta hasil simulasi seperti gambar 41. Pada saat tegangan input Vi bertegangan setengah gelombang positif maka arus dari Vi mengalir ke dioda D1, terus ke tahanan R dan kembali ke Vi, sehingga tegangan setengah gelombang positif terbentuk di tahanan R. Dan sebaliknya pada saat tegangan input bertegangan setengah gelombang negatif maka dioda D1 tidak aktif sehingga tegangan di VO = VR = 0 Volt.



(a)
(b)
(c)
Gambar 41 (a) rangkaian, (b) dan (c) bentuk gelombang input dan output hasil simulasi dengan untuk arah dioda yang berbeda

b). Clipper seri dengan DC
          Rangkaian suatu sumber tegangan dc yang diserikan dengan dioda seperti gambar 42.
(a)
(b)
(c)
Gambar 42 (a) rangkaian dan bentuk gelombang  Vi dan VO (b) dan (c) hasil simulasi bentuk gelombang Vi dan VO dengan seri -Vdc dan +Vdc 


c). Paralel
Adapun rangkaian dan bentuk gelombang input Vi dan output VO serta hasil simulasi seperti gambar 43. Pada saat tegangan input Vi bertegangan setengah gelombang positif maka arus dari Vi mengalir ke tahanan R, terus ke dioda D1 dan kembali ke Vi, sehingga tegangan VO = VD = 0,7 Volt. Dan sebaliknya pada saat tegangan input bertegangan setengah gelombang negatif maka dioda D1 tidak aktif sehingga tegangan di VO = Vi.


(a)
(b)
(c)
Gambar 43 (a) rangkaian, (b) dan (c) bentuk gelombang input dan output hasil simulasi
d). Clipper paralel dengan DC
Rangkaian suatu sumber tegangan dc yang diparalelkan dengan dioda seperti gambar 44.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 44 (a) rangkaian dan bentuk gelombang  Vi dan VO (b) dan (c) bentuk gelombang input dan output hasil simulasi dengan seri +Vdc dan –Vdc serta (d) dengan ±Vdc

2.4.4  Clamper
Rangkaian clamper adalah rangkaian yang menarik tegangan (peak to peak) ke atas atau ke bawah dengan memanfaatkan prinsip kerja kapasitor seperti gambar 45. Pada setengah gelombang positif (saat dioda aktif) maka C mengisi sehingga VC = Vi dan setengah gelombang negatif maka dioda tidak aktif dan C membuang sebesar VC ke tahanan R sehingga VR = 2 Vi = Vi +VC.




(a)
(b)
(c)
(d)
(e)




Gambar 45 (a) rangkaian dan bentuk gelombang  Vi dan Vo (b) gambar arah arus saat dioda aktif dan tidak aktif (c) bentuk gelombang input dan output hasil simulasi. (d) dan (e) Hasil simulasi bentuk gelombang output VO dimana dioda seri dengan +Vdc dan - Vdc
          Dari gambar  45(e) untuk mendapatkan hasil output maka dipakai rumus KVL. Dimulai dari tegangan input setengah gelombang negatif maka dioda aktif dan kapasitor C mengisi sehingga VO = Vdc = -5 Volt (misal dioda ideal VF=0 Volt) serta,

 
Dan saat tegangan input setengah gelombang positif maka dioda tidak aktif dan kapasitor C (VC = 10 Volt) membuang sehingga,



2.4.5  Dioda Zener
Dioda zener saat ‘on’ bertegangan sebesar Vz dan saat ‘off’ bertegangan sebesar VD seperti gambar 46 yaitu gambar rangkaian ekivalen dioda zener.
          Dari gambar  46(c) untuk mendapatkan hasil output maka dipakai rumus KVL. Bila diberikan tegangan input setengah gelombang positif maka dioda zener aktif (VD ≥ VBD)  maka

Jika diberikan tegangan input setengah gelombang negatif maka dioda zener tidak aktif (berfungsi seperti dioda biasa aktif) sehingga,

(a)
(b)
(c)
Gambar 46 (a) rangkaian ekivalen dioda zener (b) Rangkaian paralel dioda zener dan bentuk gelombang input dan output (c) hasil simulasi paralel dioda zener

2.4.6  Voltage Multiplier Circuit
Rangkaian pengganda tegangan (Voltage Multiplier Circuit) adalah rangkaian yang dapat melipatgandakan keluaran tegangan outputnya dengan memanfaatkan prinsip kerja kapasitor seperti gambar 47.




(a)
(b)
(c)
Gambar 47 (a) rangkaian Voltage Multiplier (b) hasil simulasi bentuk gelombang output pada setengah siklus (c) hasil simulasi bentuk gelombang output pada satu siklus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar